Politik dalam praktiknya, merupakan proses untuk
mempertahankan, meraih dan mengambil bagian dalam kekuasaan, khususnya dalam
sistem pemerintahan.
Politik juga bisa ditinjau dari pandangan lain, yakni dari
pandangan Aristoteles, bahwa politik merupakan
suatu usaha yang ditempuh oleh warga negara demi mencapai kebaikan bersama.
Setiap negara menjalani aktivitas politik ini, termasuk Indonesia.
Dewasa ini, di negara Indonesia baru saja terjadi pergolakan
politik yang bisa dibilang panas. perebutan kekuasaan ini dilakukan oleh capres
Joko Widodo, dan Prabowo, dengan didampingi oleh cawapres Ma’ruf Amin dan Sandiaga
Uno. Pergolakan ini terjadi pada beberapa bulan lalu, yaitu
pada bulan Maret 2019.
Aktivitas politik ini sampai naik ke dalam sesi perdebatan
antara kedua kubu paslon 01 dan paslon 02. Hal itu membuat para pendukung
meyakini bahwa kedua paslon adalah benar-benar saling memusuhi
sebab sebelum itu, terjadi beberapa kerusuhan yang membawa
nama politik indonesia. Sehingga bisa dikatakan politik beberapa bulan yang
lalu adalah politik yang panas.
Politik tak ubahnya sebuah kontes, dimana setiap kontestan
berusaha dalam memperebutkan hadiah kontes tersebut. Dalam kontes, kemenangan
dan kekalah pasti akan selalu ada, entah bagaimanapun penampilan kontestan di atas
arena perlombaan, mau baik atau buruk, hasilnya tetap di tangan sang juri. Dan bila
saja ada segelintir kontestan atau pendukung kontestan yang berbuat anarkis
dalam ketidakterimaannya terhadap keputusan juri, maka justru pihak merekalah
yang akan terkena dampak buruk.
Telah dikatakan bahwa
antara politik dan sebuah perlombaan atau kontes pasti akan ada yang kalah dan
menang, sebab itulah muncul jargon “di atas lawan, di bawah kawan”. Hal ini
sudah timbul di ranah perpolitikan indonesia, sebab dapat dilihat dengan jelas
oleh mata kepala kita sendiri melalui media-media yang begitu cepat tersebar,
bahwa baru saja capres nomor urut 02 (prabowo subianto) diangkat oleh capres
nomor urut 01 (joko widodo) sebagai mentri pertahanan. Ini adalah fenomena yang
mencengangkan bagi masyarakat indonesia
Dan dari hal tersebut kita dapat menarik pelajaran bahwa
tidak selamanya musuh akan tetap menjadi musuh, bahkan, kadangkala di antara
kebencian tumbuh rasa cinta. Dan itu adalah hal yang sah-sah saja. Maka dari
itu kita sebagai para pendukung jangan terlalu terkecoh oleh hal-hal yang kita
sepelekan, dan juga jangan terlalu membenci sesuatu yang tidak kita sukai, sebab Allah SWT pun telah berfirman:
و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ
وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا
تَعْلمُوْنَ
“Bisa jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)
(YHY)